Sumsel Pada Fase Puncak Kemarau, Kekeringan Meteorologis Makin Meluas

Update 14 Agustus 2023

Sebagaimana prakiraan awal, Puncak Kemarau di Sumsel pada Juli dan Agustus meski hujan secara lokal dengan durasi pendek masih terjadi.

Perkembangan dinamika atmosfer yang menunjukkan eksistensi el nino lemah dengan potensi meningkat menjadi moderat pada akhir tahun.

Hari Tanpa Hujan (HTH) terpanjang telah terjadi pada sebagian kecil Kab. OKI yang mencapai 21-30 hari. Kategori menengah 11-20 hari terjadi pada sebagian OKI, sebagian OI, sebagian Lahat, sebagian kecil OKU Timur, OKU, OKU Selatan, Pagar Alam, Muara Enim, PALI, Banyuasin dan Musi Banyuasin.

Meluasnya HTH mengindikasikan kekeringan meteorologis yang mulai terjadi di mana curah hujan telah jauh lebih rendah dibandingkan laju kehilangan air dari permukaan bumi. Hal ini tentunya meningkatkan potensi tingkat kemudahan terbakar pada hutan dan lahan.

Pantauan titik hotspot terus bermunculan membutuhan usaha yang lebih besar guna penanganannya agar tidak meningkat menjadi titik api kebakaran.

Himbauan
Kepada semua pihak untuk menghindari aktivitas membakar yang dapat mengancam terjadinya kebakaran baik pada perumahan, kebun, hutan dan lahan.

Pada saat kemarau juga kualitas udara cenderung menurun dengan meningkatnya polusi partikulat dari debu dan asap, penggunaan masker saat di luar ruangan akan dapat mengurangi gangguan kesehatan.

——- Peduli Iklim Waspada Karhutla terus Maju Untuk Selamatkan Bangsa ——-