“Menyongsong Indonesia Maju: Potensi Bencana Hidrometeorologi di Awal Musim Hujan”, bersama BMKG dan TVRI Sumatera Selatan

Palembang, 14 Oktober 2025 – Dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat terhadap fenomena cuaca dan potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Sumatera Selatan, BMKG Sumatera Selatan menjadi narasumber dalam program Dialog Interaktif “Menyongsong Indonesia Maju” yang disiarkan langsung dari Studio TVRI Sumatera Selatan. Acara ini mengusung tema “Potensi Bencana Hidrometeorologi di Awal Musim Hujan” dengan menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dinda Rosyia Wibawanty, M.Si., Staf Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan, serta Alan Aslani, S.T., Kepala Tim Analisis Stasiun Meteorologi SMB II Palembang.
Dalam sesi dialog tersebut, Dinda Rosyia menjelaskan bahwa awal musim hujan tidak selalu berarti hujan turun setiap hari. “Musim hujan ditetapkan apabila dalam satu dasarian (10 hari) jumlah curah hujan mencapai lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya dengan curah hujan yang relatif sama atau lebih tinggi,” ujarnya. Dinda juga menambahkan bahwa sebagian wilayah Sumatera Selatan telah memasuki musim hujan sejak akhir Juli, sementara beberapa daerah lainnya masih dalam masa peralihan. “Musim hujan umumnya lebih dahulu terjadi di wilayah utara Sumatera Selatan,” tambahnya.
Menariknya, pada tahun 2025 terdapat dua wilayah Zona Musim (ZOM) di Sumatera Selatan yang tidak mengalami musim kemarau. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor lokal serta fenomena global seperti suhu muka laut (SST), siklon tropis, gelombang Kelvin, dan Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berperan dalam peningkatan curah hujan. “Atmosfer itu sangat dinamis, ibarat satu kepakan sayap kupu-kupu di suatu tempat dapat menimbulkan badai di tempat lain,” ujar Dinda, mengibaratkan kompleksitas sistem atmosfer. Saat ini, lanjutnya, kondisi ENSO berada pada fase netral, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole) negatif yang sedang aktif dapat meningkatkan suplai uap air, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat.
Sementara itu, Alan Aslani menjelaskan bahwa intensitas hujan di wilayah Sumatera Selatan saat ini masih tergolong ringan hingga lebat dan belum mencapai kategori ekstrem. “Pada awal musim hujan biasanya terjadi hujan ringan hingga sedang disertai petir dan angin kencang. Menjelang akhir tahun, intensitas curah hujan akan cenderung meningkat,” terangnya. Ia menambahkan bahwa perbedaan karakter curah hujan dibandingkan tahun sebelumnya sangat bergantung pada fenomena atmosfer yang sedang aktif.
Lebih lanjut, Dinda menyampaikan bahwa berdasarkan data lima tahun terakhir, terdapat peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dan Musi Banyuasin. Sebagai bentuk layanan informasi publik, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca terkini melalui aplikasi Info BMKG yang menyediakan fitur nowcasting berupa peringatan dini hujan lebat, serta melalui laman resmi staklim-sumsel.bmkg.go.id dan cuacasumsel.com