Evaluasi Tingkat Bahaya Kebakaran Bulan Agustus 2025

Sistem peringatan kebakaran hutan di Sumatera Selatan menggunakan tiga indikator utama yang bekerja seperti termometer untuk mengukur risiko kebakaran. Ketiga indikator ini—Fine Fuel Moisture Code (FFMC), Drought Code (DC), dan Fire Weather Index (FWI)—masing-masing memiliki peran khusus dalam mendeteksi tingkat bahaya kebakaran berdasarkan kondisi cuaca dan kelembapan bahan bakar di hutan. Data terbaru dari Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan menunjukkan pola yang mengkhawatirkan, terutama pada bulan Agustus 2025 yang menandai peningkatan signifikan risiko kebakaran di wilayah tersebut.

Gambar 1. Indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan, dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang periode Januari – Agustus 2025
Gambar 2. Indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan, dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang bulan Agustus 2025

Indeks Bahan Bakar Halus (FFMC) berfungsi sebagai indikator seberapa mudah serasah dan bahan bakar halus di permukaan hutan dapat terbakar. Seperti kertas kering yang mudah terbakar, FFMC dipengaruhi oleh empat faktor cuaca: curah hujan, suhu, kelembapan relatif, dan kecepatan angin dari beberapa hari sebelumnya. Selama periode Januari hingga Agustus 2025, distribusi FFMC menunjukkan 7.0% pada level Rendah, 40.3% pada level Sedang, 24.7% pada level Tinggi, dan 28.0% pada level Ekstrem. Namun, peningkatan kondisi terjadi pada Agustus 2025 dengan tidak ada kejadian level Rendah sama sekali, sementara level Ekstrem melonjak menjadi 48.4%, diikuti level Tinggi 29.0%, dan level Sedang 22.6%.

Indeks Kekeringan (DC) berperan sebagai pengukur kondisi kelembapan tanah di lapisan bawah permukaan, yang menentukan seberapa kering fondasi hutan. DC dipengaruhi oleh curah hujan dan suhu, bekerja seperti spons tanah yang semakin kering akan semakin mudah menyerap panas dan mempercepat penyebaran api. DC menunjukkan kondisi yang relatif stabil dengan 95.1% kejadian pada level Rendah dan hanya 4.9% pada level Sedang selama periode Januari hingga Agustus 2025. Meski demikian, bulan Agustus menunjukkan sinyal peringatan dengan peningkatan level Sedang menjadi 6.5%, sementara level Rendah turun menjadi 93.5%.

Indeks Cuaca Kebakaran (FWI) adalah indikator komprehensif yang menggabungkan seluruh faktor cuaca untuk menentukan intensitas potensial kebakaran. Periode Januari hingga Agustus 2025 menunjukkan kondisi yang cukup terkendali dengan 64.2% kejadian pada level Rendah, 23.5% pada level Sedang, dan 12.3% pada level Tinggi. Namun, bulan Agustus mengalami perubahan cukup signifikan dengan penurunan level Rendah menjadi 32.3%, level Sedang mengalami peningkatan menjadi 35.5%, dan yang paling mengkhawatirkan adalah level Tinggi yang melonjak menjadi 32.3%.

Pola yang terlihat dari ketiga indeks menunjukkan eskalasi risiko yang terkoordinasi pada Agustus 2025.  Pola peningkatan di ketiga indeks secara bersamaan mengindikasikan perlunya peningkatan kewaspadaan. Selain itu, diperlukan implementasi tindakan pencegahan, pengurangan resiko kebakaran hingga persiapan proses pemadamannya.