Evaluasi Tingkat Bahaya Kebakaran Bulan November 2025

Gambar 1. Indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan, dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang periode Januari – November 2025

Gambar 2. Indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan, dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang bulan November 2025

Indeks Bahan Bakar Halus (FFMC) berfungsi sebagai indikator seberapa mudah serasah dan bahan bakar halus di permukaan hutan dapat terbakar. Seperti kertas kering yang mudah terbakar, FFMC dipengaruhi oleh empat faktor cuaca: curah hujan, suhu, kelembapan relatif, dan kecepatan angin dari beberapa hari sebelumnya. Selama periode Januari hingga November 2025, distribusi FFMC menunjukkan 6.0% pada level Rendah, 36.4% pada level Sedang, 23.4% pada level Tinggi, dan 34.2% pada level Ekstrem. Namun, penurunan kondisi Ekstrem terjadi pada November 2025 yang turun hingga 30.0%, level Tinggi meningkat 33.3%, level Sedang 30.0%, dan level Rendah 6.7%.

Indeks Kekeringan (DC) berperan sebagai pengukur kondisi kelembapan tanah di lapisan bawah permukaan, yang menentukan seberapa kering fondasi hutan. DC dipengaruhi oleh curah hujan dan suhu, bekerja seperti spons tanah yang semakin kering akan semakin mudah menyerap panas dan mempercepat penyebaran api. DC menunjukkan kondisi 94.6% kejadian pada level Rendah dan hanya 5.4% pada level Sedang selama periode Januari hingga November 2025. Oleh karenanya, bulan November menunjukkan sinyal peringatan hanya berada pada level Rendah yakni 100.0%.

Indeks Cuaca Kebakaran (FWI) adalah indikator komprehensif yang menggabungkan seluruh faktor cuaca untuk menentukan intensitas potensial kebakaran. Periode Januari hingga November 2025 menunjukkan kondisi 57.5% kejadian pada level Rendah, 24.8% pada level Sedang, 17.4% pada level Tinggi, dan 0.3% pada level Ektrem. Sementara pada bulan November meski tidak  terdapat kejadian pada level Ekstrem, terdapat peningkatan level Rendah menjadi hanya 56.7%, level Sedang menurun menjadi 36.7%, dan level Tinggi menjadi 6.7%.

Pola yang terlihat dari ketiga indeks menunjukkan eskalasi risiko yang terkoordinasi pada periode Oktober hingga November 2025. Pola peningkatan di ketiga indeks secara bersamaan mengindikasikan perlunya peningkatan kewaspadaan. Selain itu, diperlukan implementasi tindakan pencegahan, pengurangan resiko kebakaran hingga persiapan proses pemadamannya. Akan tetapi, seiring masuknya musim hujan yang disertai peningkatan curah hujan diharapkan dapat mengurangi risiko dan dampak dari peningkatan ketiga indeks tersebut.